Bergas Media – Yan Hongsen merupakan seorang bocah jenius berusia 11 tahun dari Zhejiang, China, membuat heboh publik berkat kemampuannya dalam mengembangkan dan meluncurkan roket buatannya sendiri.
Pada Juni 2023, ia melakukan percobaan peluncuran roket pertamanya yang diberi nama Sen Xing, yang berarti “bergerak maju”. Roket ini mulai dirancang sejak Agustus 2022, menghabiskan waktu sekitar 10 bulan untuk dikembangkan, dan menggunakan bahan bakar padat buatannya sendiri.
Namun, percobaan pertama Yan Hongsen tidak berjalan mulus. Roketnya mengalami kegagalan karena masalah pada sistem parasut, yang menyebabkan roket jatuh saat kembali ke bumi.
Alih-alih menyerah, bocah jenius ini justru menganalisis penyebab kegagalan tersebut. Dikutip dari South China Morning Post, Minggu (28/7), ia menyebutkan bahwa masalah terjadi pada sambungan badan roket.
“Nitrocellulose tidak meledak seperti yang diharapkan, pegas dan baterai lithium juga rusak. Mungkin masih ada masalah dengan sambungan badan roket,” ujar Yan Hongsen.
Setelah kegagalan tersebut, ia kini tengah mempersiapkan peluncuran roket keduanya dan berharap dapat diterima di salah satu dari tujuh universitas pertahanan sipil bergengsi di China.
Perjalanan Seorang Bocah Jenius
Yan Hongsen memiliki ketertarikan terhadap roket sejak usia empat tahun, setelah menyaksikan peluncuran Long March-2. Sejak saat itu, ia mulai belajar secara otodidak dengan mengikuti kursus daring, serta mempelajari fisika dan kimia untuk mendukung ambisinya.
Ia bahkan berhasil menulis 600 baris kode pemrograman untuk mengembangkan sistem peluncuran roket buatannya. Tak hanya itu, ia juga telah mendokumentasikan perjalanan riset dan eksperimennya di media sosial, di mana ia kini memiliki lebih dari 440.000 pengikut.
Yan Hongsen bercita-cita besar untuk negaranya. Ia ingin membangun roket sungguhan bagi China agar dapat lebih jauh menjelajahi luar angkasa.
Dukungan Penuh dari Keluarga
Dalam sebuah wawancara dengan South China Morning Post, sang ayah, Hongsen, mengungkapkan kegembiraannya atas peluncuran roket pertama buatan putranya. Meskipun roket tersebut mengalami kegagalan, ia tetap menganggapnya sebagai sebuah pencapaian besar.
“Meskipun roket itu jatuh, saya menganggap penerbangan pertamanya sebagai sebuah kemenangan. Saya sangat gembira, tetapi anak saya tetap tenang dan kalem,” ungkap Hongsen.
Sebagai bentuk dukungan, keluarga Yan Hongsen bahkan mengubah ruang tamu mereka menjadi studio penelitian roket. Meskipun tidak memiliki latar belakang di bidang kedirgantaraan, sang ayah berusaha semaksimal mungkin untuk membantu anaknya.
“Saya tidak mengerti tentang kedirgantaraan, tetapi saya akan selalu mendampingi anak saya. Jika dia menemui kesulitan teknis yang tidak dapat dipecahkannya, saya berusaha mencari bantuan dari para ahli,” tambahnya.
Mendapat Pengakuan Publik
Keberhasilan Yan Hongsen menarik perhatian luas dari berbagai kalangan, termasuk para pendidik, penggemar teknologi, hingga komunitas penggiat luar angkasa. Prestasinya menjadi viral di media sosial China, menarik jutaan perhatian, dan memberinya reputasi sebagai bocah berbakat luar biasa.
Di usianya yang masih belia, Yan Hongsen telah menunjukkan kecerdasan dan tekad yang luar biasa. Dengan dukungan keluarga dan semangat pantang menyerah, ia berpotensi menjadi salah satu tokoh penting dalam dunia kedirgantaraan di masa depan.
Kisah Yan telah menarik perhatian luas di media sosial Tiongkok. Ia telah mengumpulkan lebih dari 440.000 pengikut di Douyin, di mana ia secara rutin mendokumentasikan perjalanan pengembangan roketnya. Publik menjulukinya sebagai “Rocket Boy” dan mengagumi dedikasi serta pengetahuannya yang mendalam di usia yang begitu muda.