AINews

Elon Musk Berencana Akuisisi OpenAI: Akankah ChatGPT Kembali ke Open-Source?

21
×

Elon Musk Berencana Akuisisi OpenAI: Akankah ChatGPT Kembali ke Open-Source?

Share this article

bergas media – Elon Musk kembali membuat gebrakan besar di dunia teknologi dengan rencananya untuk membeli OpenAI. Bersama konsorsium investor, Musk dikabarkan siap menggelontorkan dana sebesar USD 97,4 miliar atau sekitar Rp 1.594 triliun demi menguasai perusahaan yang telah mengembangkan ChatGPT.

Pengacara Musk, Marc Toberoff, mengonfirmasi langsung niat tersebut. Musk berpendapat bahwa sudah waktunya bagi OpenAI untuk kembali ke jalur open-source dan lebih berfokus pada keselamatan seperti semula.

Baca Juga : “Cara Login Deepseek”

Musk vs. Altman: Rivalitas Lama yang Belum Usai

CEO OpenAI, Sam Altman, tampaknya tidak tertarik dengan tawaran dari bos Tesla, X, dan SpaceX ini. Melalui akun X (Twitter)-nya, Altman menanggapi dengan nada sindiran:

“Tidak, terima kasih, tapi kami akan membeli Twitter seharga USD 9,74 miliar jika Anda mau,” cuitnya.

Musk dan Altman memang memiliki sejarah panjang dalam persaingan bisnis. Keduanya mendirikan OpenAI bersama pada tahun 2015 dengan visi menjadikan kecerdasan buatan lebih transparan dan terbuka bagi publik. Namun, pada tahun 2018, Musk hengkang karena perbedaan visi mengenai pengembangan AI.

Sejak saat itu, Musk sering mengkritik OpenAI yang dinilainya semakin komersial dan menyimpang dari prinsip awal. Sebaliknya, Altman berpendapat bahwa model bisnis berbasis profit sangat diperlukan untuk keberlangsungan pengembangan AI.

Jika Musk berhasil mengakuisisi OpenAI, kemungkinan besar ia akan mengubah kebijakan perusahaan dan mengembalikan pendekatan open-source yang selama ini ia perjuangkan.

Baca JUga : DeepSeek Guncang Pasar Global, Para Miliarder Kehilangan Triliunan Rupiah: Cara Login dan Daftar DeepSeek!

OpenAI dan Gebrakan Teknologi Terbarunya

Terlepas dari drama akuisisi, OpenAI terus membuat terobosan baru dalam pengembangan AI. Model terbaru mereka, o3-mini, kini hadir dengan transparansi lebih baik dalam menjelaskan cara kerjanya.

Langkah ini diambil sebagai respons terhadap pesaing seperti DeepSeek, perusahaan AI asal China yang lebih dulu menampilkan transparansi dalam proses berpikir modelnya.

Kini, pengguna ChatGPT gratis maupun berbayar bisa melihat lebih banyak detail tentang bagaimana model menyusun jawabannya. Terutama untuk pelanggan premium yang menggunakan mode “high reasoning”, perubahan ini akan lebih terasa.

“Kami ingin pengguna lebih mudah memahami cara AI berpikir, sehingga jawabannya lebih jelas dan bisa lebih dipercaya,” ujar juru bicara OpenAI kepada TechCrunch.

Dilema OpenAI: Nirlaba vs. Profit

Saat pertama kali didirikan, OpenAI berstatus nirlaba (non-profit). Namun, dalam beberapa tahun terakhir, Altman berusaha mengubahnya menjadi for-profit untuk mendapatkan lebih banyak pendanaan.

Langkah ini diprotes oleh Musk, bahkan ia sempat menggugat OpenAI karena dianggap telah meninggalkan misi awalnya untuk mengembangkan AI demi kepentingan umat manusia. Namun, OpenAI berargumen bahwa perubahan ini justru diperlukan agar mereka tetap bisa berkembang dan bersaing di pasar teknologi.

“Sebagai co-founder OpenAI dan pemimpin di industri teknologi paling inovatif, Musk adalah orang yang paling tepat untuk melindungi dan mengembangkan teknologi OpenAI,” kata Marc Toberoff, pengacara Musk.


Kesimpulan

Dengan dana hampir USD 100 miliar, Elon Musk memiliki peluang besar untuk mengambil alih OpenAI. Namun, dengan sikap tegas Sam Altman, rencana ini masih jauh dari kata pasti.

Akankah Musk berhasil membawa OpenAI kembali ke open-source? Ataukah OpenAI akan tetap beroperasi dengan model bisnis saat ini? Perkembangan selanjutnya akan sangat menentukan masa depan kecerdasan buatan di dunia.

Tetap pantau berita terkini tentang OpenAI dan teknologi AI hanya di BergasNet!

Responses (2)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *